Bukan Berarti Kita Harus Menyudahi Tugas Dakwah Ini terhadap Mereka

Kita akui, mendakwahi keluarga sendiri itu jauh lebih sulit jika dibandingkan dengan mendakwahi teman kajian, halaqah, dan yang semisalnya.

Tapi, bukan berarti kita harus menyudahi tugas dakwah ini terhadap mereka. Bisa dengan mengubah teknik dakwah yang disenangi oleh mereka yang rata-rata sudah tua tanpa menggeser syari’at. Adab dan akhlaq yang baik misalnya, kemudian bisa juga dengan menyediakan berbagai macam buku serta makalah dalam bentuk print-out yang ditaruh di tempat tertentu agar bisa dibaca.

Bukan berarti kita harus menyudahi tugas dakwah ini terhadap mereka, karena salah satu tugas yang harus ditunaikan setelah kita mengetahui ilmu serta mengamalkannya ialah menyebarkannya. Dan objek pertama yang layak untuk mendapatkannya ialah keluarga kita.

Bukan berarti kita harus menyudahi tugas dakwah ini terhadap mereka, karena Allah memerintahkan kita untuk menyelamatkan keluarga kita dari panasnya api neraka. Allah berfirman yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim 66: Ayat 6 | dikutip dari app Al-Qur’an Indonesia). Sejauh yang saya ketahui ketika mengikuti kajian rutin, maksud dari ayat ini ialah memelihara keluarga dari api neraka dengan ilmu.

Bukan berarti kita harus menyudahi tugas dakwah ini terhadap mereka. Jangan sampai kita sengaja untuk berdiam diri terhadap ilmu yang selama ini kita ketahui, yang kelak di akhirat akan menjadi bumerang bagi kita jika terbukti menyembunyikan ilmu.

Kita akui, mendakwahi keluarga sendiri itu sulit. Tapi untuk keluar setelah terjerumus ke dalam api neraka itu jauh lebih sulit.

— #Lebaran bersama #Keluarga (Pagi, 05/06/2019)